Reseptif adalah kemampuan untuk menerima atau memahami informasi atau rangsangan dari lingkungan sekitar. Dalam konteks komunikasi, reseptif mengacu pada kemampuan seseorang untuk menerima dan memahami pesan yang diterima dari orang lain.
Seseorang yang reseptif dalam komunikasi cenderung mendengarkan dengan cermat, membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, dan menghindari gangguan yang bisa menghalangi pemahaman pesan. Orang yang reseptif juga dapat menunjukkan minat dan empati terhadap pembicara dan isi pesan yang disampaikan.
Reseptif juga bisa merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespons rangsangan atau pengalaman sensorik, seperti melihat, mendengar, mencium, merasakan atau meraba. Contohnya, reseptif dalam hal penglihatan berarti seseorang mampu menerima informasi visual dengan baik, seperti membaca tulisan atau mengenali warna.
Berikut adalah beberapa contoh dari reseptif:
- Saat sedang berbicara dengan seseorang, Anda memberikan perhatian penuh kepada pembicaraan tersebut, memandang ke arah pembicara, dan mencoba memahami isi pesan yang disampaikan.
- Ketika Anda mendengarkan musik, Anda dapat menangkap harmoni dan melodi dari musik tersebut dan merespons dengan gerakan tubuh atau perasaan tertentu.
- Saat Anda membaca sebuah buku, Anda dapat memahami makna dari kata-kata yang digunakan dan menangkap inti cerita yang sedang dibahas.
- Saat Anda berada di alam terbuka, Anda dapat merespons dengan indra peraba dan penglihatan, seperti merasakan udara segar dan merasakan kehangatan sinar matahari.
- Saat Anda sedang belajar bahasa baru, Anda mampu menangkap arti dari kata-kata dan kalimat yang diucapkan oleh penutur asli bahasa tersebut.
Gangguan bahasa reseptif adalah kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan menafsirkan bahasa secara efektif. Beberapa contoh gangguan bahasa reseptif antara lain:
- Afasia: Afasia adalah gangguan bahasa yang disebabkan oleh kerusakan otak, misalnya karena stroke atau cedera kepala. Orang dengan afasia mungkin kesulitan memahami bahasa lisan atau tertulis, serta kesulitan memproduksi bahasa yang berarti.
- Gangguan pembelajaran: Gangguan pembelajaran seperti disleksia dan disfasia dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami kata-kata tertulis atau lisan dan membuat hubungan antara kata-kata.
- Autisme: Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam memahami bahasa lisan dan memiliki masalah dalam berkomunikasi secara sosial.
- Gangguan pendengaran: Gangguan pendengaran dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami bahasa lisan, terutama jika gangguan pendengaran itu parah.
- Gangguan pengolahan sensorik: Gangguan pengolahan sensorik, seperti disfungsi integrasi sensorik, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami input sensorik, termasuk input bahasa lisan atau tertulis.
Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain dan memahami pesan yang disampaikan oleh orang lain. Orang yang mengalami gangguan bahasa reseptif sering memerlukan dukungan dan intervensi khusus untuk membantu memperbaiki kemampuan bahasa mereka.